Empat Alasan tidak Membeli iPhone X



iPhone X gagal membuat saya terkesan dalam banyak hal. Meski ini adalah perangkat paling mengesankan yang pernah dibuat Apple, namun memiliki sejumlah kekurangan yang cukup besar untuk meyakinkan saya agar menjauh dan lebih memilih ponsel Android flagship.

Selama 24 jam terakhir, banyak publikasi membahas semua fitur hebat jagoan baru Apple termasuk display bezel-nya yang tipis, prosesor yang ditingkatkan, dan penambahan pengisian daya nirkabel. Sangat mudah untuk terjebak dalam semua kegembiraan sesaat tersebut, tapi jika Anda melangkah mundur dan melihat dengan jujur pada ponsel baru ini, Anda akan segera menyadari bahwa tidak semuanya yang dimiliki iPhone X bagus.

Semua ponsel pasti memiliki kekurangan, termasuk iPhone X. Berikut empat alasan mengapa saya tidak mau membeli iPhone X.



1. Tidak memiliki faktor X

iPhone X dikemas dengan teknologi terbaru. ponsel ini memiliki pengaturan dual-kamera di bagian belakang, layar tanpa bezel, chipset yang kuat, dan juga mendukung pengisian nirkabel. Masalahnya adalah teknologi tersebut tidak sepenuhnya baru, karena sudah hadir di sejumlah smartphone Android.



Sejujurnya iPhone baru ini tidak memiliki faktor X, yang setidaknya mempunyai satu fitur unik yang membuatnya menonjol diantara yang lain. Lihat saja dunia Android: Galaxy S8 memiliki layar melengkung, Note 8 dilengkapi dengan S Pen, ponsel high-end Motorola memiliki Moto Mods dan layar ShatterShield, OnePlus 5 memiliki Dash Charge dan harga murah, serta V30 mempunyai DAC audio kelas atas. Fitur-fitur ini memberi ponsel keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing dan benar-benar dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli.

Faktor penentu adalah sesuatu yang tidak dimiliki oleh iPhone X, karena sebenarnya tidak ada satu fitur yang membedakannya dari yang lain. Sepertinya Apple telah berhenti berinovasi dan mengikuti tren yang telah mapan di pasaran. Memang, Apple masih mampu menjual banyak ponselnya berkat basis penggemar setia dan yang dirasuki gengsi, tapi itu tidak akan berlangsung selamanya. Untuk mempertahankan posisi pasarnya, Apple harus meningkatkan permainan dan mulai melengkapi perangkatnya dengan sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya.


2. Terlalu mahal

Samsung merilis Galaxy Note 8 bulan lalu yang mengejutkan publik dengan label harga yang tinggi yaitu $929 (harga di Indonesia sekitar 12 juta). Namun, mulai harga $999 (di Indonesia harganya bisa 20 juta lebih), iPhone X baru membuat Note 8 terlihat seperti tawaran yang menarik.

iPhone X merupakan ponsel Apple paling mahal sampai saat ini dan berdasarkan pada apa yang dimilikinya dibandingkan dengan persaingan, harga tersebut sulit di terima akal. Untuk memberi gambaran yang lebih baik tentang seberapa mahal iPhone X, mari bandingkan dengan beberapa smartphone kelas atas lainnya.



Dibandingkan dengan para pesaing, sulit untuk membenarkan harga label iPhone X $1.000. Galaxy S8 dan S8 Plus pada awalnya dijual seharga $724,99 dan $824,99, sedangkan LG G6 diluncurkan dengan label harga $599. Meskipun harga pasti LG V30 yang baru saja dirilis belum dikonfirmasi, rumor mengklaim bahwa ponsel tersebut harganya antara $800 dan $850. Perlu diingat bahwa semua fitur smartphone ini memiliki spesifikasi high-end, tahan air, dan desain bezel tipis, seperti iPhone X.

Hal lain yang patut menjadi catatan adalah harga iPhone X kemungkinan tidak akan turun sampai penggantinya diumumkan. Di sisi lain, G6 yang dirilis pada bulan Februari lalu saat harganya $450 di Amazon, sementara Anda bisa mendapatkan duo Galaxy S8 serendah $575 dan $675 selama kurang dari tiga bulan setelah di rilis.

Flagships memang mahal, tapi Apple membawa semuanya ke tingkat yang baru dengan iPhone barunya. Harganya terlalu tinggi menurut saya, terutama saat mempertimbangkan Anda bisa mendapatkan sejumlah fitur kelas atas pada ponsel Android (kecuali Anda diperbudak gengsi) yang, dalam beberapa kasus, menawarkan lebih banyak fitur dengan uang yang lebih sedikit.


3. Tidak ada pemindai sidik jari 

Strategi bisnis Apple nampaknya agak aneh. Alih-alih menambahkan fitur ke perangkatnya, Apple malah menghapusnya. Setelah meniadakan headphone jack tahun lalu, raksasa teknologi itu kembali dengan langkah berani lainnya: iPhone X tidak memiliki pemindai sidik jari.

Fitur keamanan yang telah menjadi standar pada kebanyakan smartphone high-end dan mid-range digantikan oleh Face ID, yang merupakan teknologi pengenalan wajah Apple yang baru. Untuk membuka kunci iPhone, Anda harus mengangkatnya ke wajah Anda, pastikan kamera mengarah ke Anda, lalu gesek ke atas. Membuka kunci dengan pemindaian jari jauh lebih cepat dan mudah.



Masalahnya di sini adalah bahwa kita telah melihat teknologi pengenalan wajah pada beberapa smartphone, dan ternyata tidak terbukti aman. Sebagai contoh, teknologi tersebut dapat ditipu oleh sebuah foto pada ponsel Galaxy S8. Apple mengklaim hal ini tidak akan terjadi dengan Face ID dan hanya ada satu dari satu juta kemungkinan orang lain dapat membuka kunci ponsel Anda.

Teknologi pengenalan wajah juga tidak super handal, yang bisa kita buktikan kemarin saat perilisan iPhone X. Selama demo pertama di acara Apple, Face ID gagal dua kali berturut-turut.

Benar-benar membuat saya bertanya-tanya seberapa bagus teknologi ini bekerja jika, misalnya, Anda memakai topi dan sepasang kacamata hitam, memiliki janggut baru, atau mata hitam karena kejedot pintu. Akankah Face ID masih bekerja seperti yang dipromosikan? Saya memiliki keraguan, dan waktu yang akan menentukan apakah teknologi ini handal atau sundal.

Sekalipun bekerja dengan baik, Apple setidaknya harus memberi penggunanya kesempatan untuk memilih fitur keselamatan yang akan digunakan dengan juga menempatkan pemindai sidik jari di bagian belakang. Pada akhirnya Apple sepertinya tidak ingin "merusak" bagian belakang ponselnya dengan menyertakan sensor sidik, namun ini membuat sebagian pengguna frustrasi dan menginginkan cara yang mudah untuk membuka kunci iPhone mereka.

Plus, lebih mudah membuka kunci ponsel dengan jari daripada wajah Anda saat diletakkan di atas meja - jika memiliki pemindai di bagian depan - karena Anda tidak perlu mengangkatnya dan menatap langsung ke arah kamera ponsel.

Pemindai sidik jari mengagumkan, dan saya tidak melihat alasan bagus untuk membuang teknologi yang sesuai dan mudah digunakan untuk sesuatu yang mungkin sama sekali berlawanan. Mereka cukup aman dan saya tidak benar-benar melihat diri saya membeli smartphone yang mahal dan itu tidak memiliki fitur tersebut.


4. iPhone X tidak terlihat seksi

Desain itu penting, sekaligus subjektif - tidak ada yang menginginkan smartphone dengan desain jelek. Saya tidak menyebut iPhone X jelek, saya juga tidak akan menyebutnya cantik. Desain keseluruhan perangkat bisa dibilang hambar, tidak menonjol dari kebanyakan ponsel lain, dan sejujurnya, sedikit membosankan.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah bagian atas yang menampung kamera, sensor jarak, dan sebagainya. Saya lebih suka melihat bezel yang sedikit lebih besar di atas seperti pada Note 8 atau V30, karena tampilannya lebih bergaya menurut saya. Selain itu, sebenarnya tidak banyak hal buruk yang bisa dikatakan tentang bagian depan smartphone. Saya menyukai rasio edge-to-edge yang membuat perangkat besar jauh lebih kompak.



Ketika berbicara bagian belakang, hasilnya sedikit berbeda. Saya tahu Apple mengedepankan deain sederhana, jadi tidak ada yang mengharapkan Apple tampil dengan desain yang mencolok. Meski begitu, seharusnya tidak dimainkan seaman seperti ini dan bisa membuat punggung ponselnya jauh lebih menarik. Sepertinya iPhone X tidak memiliki gaya dan keanggunan yang biasa kita lihat di beberapa smartphone Android, sebagian karena penempatan dual-camera yang tidak terlalu seksi.

Tentu nilai sebuah desain selalu subjektif, artinya kita semua punya pendapat berbeda mengenai topik ini. Saya yakin banyak dari Anda menyukai desain iPhone X dan jika memang begitu, jangan biarkan pendapat saya mengganggu Anda. Seperti telah disebutkan, iPhone X tidak jelek, tapi jelas tidak cukup memukau untuk meyakinkan saya mengeluarkan 20 juta rupiah untuk mendapatkannya.


Kesimpulan

Semua alasan di atas membuat saya semakin mudah menjauh dari apa yang ditawarkan iPhone X. Namun, saya membandingkannya dengan ponsel Android. Jika Anda pengguna Apple secara eksklusif, fanboy sampai mati, budak gengsi atau sekedar bakar duit, iPhone X adalah perangkat terbaik yang dapat Anda beli - walaupun dengan beberapa kompromi yang menyertainya. Dan berdasarkan kesuksesan generasi iPhone sebelumnya, Apple seharusnya tidak mengalami kesulitan menjual ponsel ini.


Sumber: Android Authority
puticiro
puticiro

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

No comments:

Post a Comment