POLED vs AMOLED - Apa Sih Bedanya Teknologi OLED ini?

"Android Authority"

OLED, AMOLED, POLED, PMOLED, fleksibel, ditekuk, edge... Beragam lcd panel tampaknya terus berkembang, membuatnya lebih sulit untuk memahami apa yang sebenarnya yang membuat panel smartphone terbaru menjadi lebih baik. Saat LG Display menaikkan produksi plastik OLED (POLED) untuk smartphone, tidak dapat dipungkiri bahwa perang layar OLED sudah dimulai dengan pemasok panel OLED raksasa - Samsung.

Samsung terkenal karena memasarkan teknologi layar Super AMOLED-nya, yang merupakan tulang punggung desain smartphone mutakhirnya. Tapi apa perbedaan antara POLED vs AMOLED, dan apa artinya akronim tersebut untuk ponsel masa depan?


OLED, dasar-dasarnya

Sebagai pembahasan awal, mari kita kenal lebih dulu teknologi OLED, abaikan huruf awalan P dan AM untuk saat ini. Semua panel OLED dibangun dari jutaan dioda pemancar cahaya organik, komponen kecil kecil yang menyala saat arus ditransmisikan. Ini diatur dalam berbagai konfigurasi merah, hijau, dan biru untuk menghasilkan berbagai macam warna. Salah satu keunggulan OLED dari pada layar LCD adalah pemancar cahaya ini dapat dimatikan sepenuhnya, yang membuatnya dapat menghasilkan warna hitam sesungguhnya dan rasio kontras yang sangat baik.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana melewati arus ke piksel ini. Ada dua cara untuk, menggunakan matriks pengkabelan pasif atau matriks pengkabelan aktif. Tampilan matriks pasif memberikan arus ke seluruh baris LED satu per satu, yang tidak ideal tapi harganya murah. Matriks aktif mengenalkan sebuah kapasitor dan jaringan transistor film tipis yang memungkinkan setiap piksel digerakkan secara terpisah pada voltase yang tepat. Matriks penggerak ini adalah bagian dari panel yang berada di atas substrat, yang biasanya terbuat dari kaca.

Wikipedia


Sekarang, semua panel layar ponsel resolusi tinggi, perlu menggunakan teknologi matriks aktif, karena matriks pasif memerlukan voltase yang lebih tinggi bersamaan dengan semakin banyak piksel yang digunakan. Hal ini menurunkan masa pakai LED, membuatnya tidak praktis untuk digunakan pada panel ponsel beresolusi tinggi.

Ya, Anda bisa menebaknya, hal tersebutlah yang membuat Samsung menambahkan akronim AM di produk OLED-nya menjadi AMOLED. Namun, semua panel OLED smartphone, termasuk dari LG Display akan menggunakan teknologi matriks aktif juga.


Perpindahan ke substrat plastik

Sekarang kita tahu struktur berlapis layar OLED, kita bisa beralih ke bagian plastik. Sementara gelombang pertama panel OLED dibangun menggunakan substrat kaca, keinginan untuk faktor bentuk layar yang lebih menarik telah membuat lapisan ini berkembang untuk menggunakan komponen plastik yang lebih fleksibel. Sementara kaca keras dan kaku, substrat plastik bisa lebih mudah dibentuk menjadi bentuk baru, meski hasil akhirnya tidak fleksibel. Keuntungan lain bekerja dengan plastik jauh lebih hemat biaya daripada kaca.


Berbagai material plastik telah dicoba dan diuji untuk layar yang fleksibel, termasuk polyethylene terephthalate (PET) dan polyethylene naphthalate (PEN). Namun, peralihan dari substrat kaca juga harus mengakomodasi jenis teknologi TFT yang digunakan, untuk menurunkan suhu manufaktur atau penggunaan plastik yang dapat tahan terhadap suhu yang lebih tinggi. Akibatnya, produsen OLED fleksibel menggunakan plastik polimida (PI) yang lebih tahan terhadap suhu manufaktur TFT tinggi. Jenis proses substrat dan pemanasan yang digunakan juga mendefinisikan fleksibilitas tampilan.

Di sisi TFT, a-Si dan poli-Si yang lebih mahal (berdasarkan LTPS) keduanya dapat digunakan untuk dasar display yang fleksibel, namun kita harus sadar bahwa ini menawarkan karakteristik kinerja yang berbeda. Teknologi LTPS lebih cocok untuk panel OLED karena mobilitas elektronnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan a-Si, yang boros penggunaan LEDS. Tapi bahkan karakteristik ini bisa bervariasi tergantung teknik pembuatannya.

Android Authority

Yang dimaksud dengan mobilitas elektron adalah jumlah arus yang bisa diberikan ke komponen LED. A-Si biasanya memiliki mobilitas elektron lebih rendah daripada poli-Si, yang berarti waktu switching on/off lebih lambat dan diperlukan ukuran transistor yang lebih besar, membuatnya sulit untuk menghasilkan panel resolusi yang sangat tinggi. Jadi jika produsen ingin membuat panel QHD yang fleksibel, poli-Si sangat penting. Kebocoran menentukan jumlah limbah di panel, dengan lebih banyak kebocoran, dibuthkan voltase lebih tinggi yang mengurangi masa pakai LED. Oleh karena itu, proses pembuatan yang digunakan di sini sangat penting untuk menentukan performa panel, dan akan sedikit berbeda dari produsen ke produsen meskipun mereka membuat display serupa.

Bagian yang agak membingungkan adalah layar AMOLED Samsung dibangun di atas substrat plastik dengan teknologi TFT poli-Si, seperti yang ada di dalam Galaxy S8. Sedangkan teknologi POLED oleh LG Display jelas menggunakan plastik dan poli-Si yang diasumsikan untuk bersaing dengan Samsung. Jadi, sangat mungkin untuk membangun substrat plastik dan panel OLED matriks aktif, dan metode diatas yang membuat kedua produsen panel besar ini lakukan saat memasang display melengkung.


Perbedaan panel lainnya

Oleh sebab itu, tidak berarti LG Display dan Samsung memproduksi panel yang sama. Sebelumnya telah menyebutkan kualitas lapisan TFT dan senyawa plastik dapat membuat perbedaan untuk menampilkan kinerja, dan begitu juga jenis bahan organik yang digunakan pada LED, dan tata letak sub-pixel dari dioda RGB individu.

Karena warna LED berbeda menawarkan kecerahan dan umur simpan yang berbeda pula, terutama cahaya biru yang degradasinya sangat cepat. Produsen panel dapat memilih untuk menggunakan berbagai bahan LED, seperti molekul kecil, polimer, atau berpendar, untuk mengoptimalkan desainnya. Ini mengharuskan tata letak subpiksel yang berbeda untuk menyeimbangkan warna putih panel, gamut, dan resolusi.

Kita tahu bahwa POLED dari LG yang digunakan pada G Flex 2 memanfaatkan diamond pentile matrix, yang sama dengan yang digunakan Samsung di panel AMOLED Galaxy S8 terbarunya. Jadi, mungkin saja panel yang akan datang dari Samsung dan LG Display nantinya terdapat sejumlah kesamaan.

Android Authority

Kesimpulan

Sederhananya, POLED adalah, seperti namanya, sebuah layar OLED dengan substrat plastik. AMOLED, istilah yang banyak digunakan oleh Samsung untuk memasarkan teknologi OLED-nya, tidak benar-benar dibuat dari substrat plastik, pastinya ini langkah yang diambil perusahaan ini untuk mencapai desain melengkung pada smartphone andalannya.

Selain itu, ada beberapa perbedaan dalam teknologi panel yang mendasarinya, namun tidak terikat oleh nama yang digunakan untuk menggambarkan panel. Akan ada perbedaan halus antara display POLED dan AMOLED, dalam hal kecerahan, gamut warna, titik putih, dll. Tapi bagi kebanyakan konsumen, pemilihan teknologi layar menjadi konsekuensi tersendiri.

Pasar display seluler sebagian besar telah membangun sebuah konsensus seputar cara terbaik untuk menghasilkan panel fleksibel, dan matriks OLED yang berprinsip aktif serta matriks aktif pada substrat plastik fleksibel - berlaku sama untuk kedua produsen besar tersebut. Terlepas dari perbedaan nama, LG Display dan Samsung tidak terpisah jauh dalam hal memproduksi panel high-end untuk smartphone.

Sumber Android Authority
puticiro
puticiro

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

No comments:

Post a Comment