Ada Apa sih dengan Apple, VPN dan China?



Pada tanggal 29 Juli, Apple mulai memberi peringatan kepada perusahaan VPN bahwa aplikasi mereka akan segera dihapus dari App Store di China. Dalam sebuah pernyataan, ExpressVPN mengatakan langkah tersebut "mengejutkan dan tidak menguntungkan". Kemudian timbul pertanyaan, apakah Apple pada dasarnya menyerah dalam pertarungan privasi dan penyensoran dengan pemerintah China?

Peryantaan Apple menegaskan: Awal tahun ini MIIT China mengumumkan semua pengembang yang menawarkan layanan VPN harus mendapatkan lisensi dari pemerintah. Kami telah diminta untuk menghapus beberapa aplikasi VPN di China yang tidak memenuhi peraturan baru. Aplikasi ini tetap tersedia di negara lain, kecuali China.

Pernyataan Apple menjelaskan bahwa mereka hanya mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh MIIT China. Tidak mengherankan juga, karena Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China menetapkan pembatasan pada bulan Januari. Cina pada dasarnya memutuskan bahwa penggunaan VPN tanpa izin adalah sebuah kejahatan dan akan tetap demikian sampai 31 Maret 2018.

CEO Tim Cook mengungkapkan Apple tidak senang harus mematuhi perintah tersebut. Dia menambahkan, bagaimanapun, mereka akan melakukan yang terbaik untuk menyebarkan internet terbuka dan tanpa sensor.

Mengapa China alergi VPN?

Partai Komunis yang berkuasa menggunakan kekuatan luar biasa untuk mengendalikan secara ketat informasi yang dapat diakses warga. Yang disebut Great Firewall of China, membatasi sumber daya, alat komunikasi dan materi berita yang menawarkan narasi jauh dari yang resmi. Warga setempat dilarang mencari bahan yang berkaitan dengan demokrasi dan bagian-bagian sejarah China yang kelam, seperti Pembantaian di Lapangan Tiananmen.

China juga membekukan kebebasan berbicara dengan peraturan hukum cybersecurity ketat yang melarang penggunaan akun anonim. Pengguna harus menggunakan nama asli mereka, dan termasuk kejahatan jika terkait paham demokrasi. China juga menangkap wartawan karena melaporkan dengan jujur ​​mengenai ekonomi yang melambat, mengklaim bahwa mereka berbohong untuk "mengganggu tatanan ekonomi."

Keamanan sedang diperketat karena Partai Komunis mengadakan konferensi lima tahunnya tahun ini. Sebagai konsekuensinya, perbedaan pendapat dipangkas untuk memastikan kelancaran acara. Apple diminta menarik The New York Times dari China App Store bulan Januari, meski alasan itu tidak pernah diberikan secara eksplisit.


Tapi VPN tidak sepenuhnya dilarang kok!

Iya benar, dan situasinya di sini sedikit buram dan membingungkan. China masih mengizinkan sektor bisnis menggunakan VPN selama perusahaan yang menawarkan layanan tersebut memiliki lisensi untuk melakukannya. Seperti yang dijelaskan Forbes pada bulan Januari, VPN yang dikendalikan China masih dapat diakses dengan biaya tertentu, dan hanya dapat di nikmati oleh perusahaan yang berkantong tebal seperti bank dan firma hukum yang membutuhkan akses internet lebih luas. Jadi VPN masih bisa digunakan kok, asalkan mereka terdaftar dan digunakan oleh perusahaan untuk bisnis.

China ingin menjadikan VPN sesulit mungkin di akses oleh warganya, dan membuat Apple memblokir aplikasi VPN adalah satu jalannya. Bagusnya, pengguna komputer masih dapat mengakses VPN. Selain itu, jika aplikasi VPN yang digunakan iOS dibeli di luar China, masih dapat dugunakan, setidaknya untuk saat ini.


Jadi langkah Apple sudah benar?

Intinya, Apple hanya melakukan apa yang harus dilakukan: mematuhi hukum tempat mereka berbisnis. Dengan menghapus aplikasi VPN yang tidak sah di China, Apple menjadi warga negara yang baik dan penting bagi kesuksesan masa depan. Seperti yang dikatakan Tim Cook, "Kami jelas memlilih tidak menhapus aplikasi, tapi seperti yang kami lakukan di negara lain, kami mengikuti hukum di manapun kami melakukan bisnis."


Kenapa Hal Seperti ini Saja Jadi Masalah Besar?

Apple telah di kritik dari aktivis pro-demokrasi, seperti Joshua Wong Chi-fung, sekretaris jenderal partai demosisto Hong Kong. Di Twitter, dia mengatakan bahwa Apple "menghargai keuntungan atas hak manusia," sementara The New York Times 'Farhad Manjoo mengatakan langkah tersebut menetapkan "preseden berbahaya". Apple juga telah menghabiskan dua tahun terakhir dengan mengatakan mereka menghargai privasi pelanggan lebih dari perusahaan teknologi lainnya.

Bagaimanapun, itu adalah Apple, yang melakukan perang publik melawan pemerintah AS dan FBI setelah serangan San Bernardino. Apple menolak untuk membuka iPhone 5C yang digunakan oleh salah satu penjahat, dan Tim Cook secara terbuka membela keputusan tersebut dalam sebuah surat terbuka kepada pelanggan. Akhirnya, FBI menarik permintaannya dan menggunakan eksploitasi pihak ketiga yang mahal untuk mengakses perangkat ini.

Namun peran Apple sebagai pelindung privasi penggunanya sekarang seperti terbelah dua, dan Cook terus mengatakan bahwa orang memiliki "hak dasar untuk privasi." CEO Apple ini juga mengatakan bahwa "rakyat Amerika menuntutnya, konstitusi menuntutnya dan moral menuntutnya." Apple juga membual tentang penggunaan privasi diferensial untuk pengumpulan informasi data pengguna tanpa melanggar kebebasan individu orang Amerika.


Apakah Apple bersikap munafik?

Apple sekarang sudah mulai menjual prinsip-prinsip yang mereka banggakan. Sekuat apapun, Apple harus mematuhi hukum, dan Daring Fireball juga melaporkan bahwa Apple tidak sendiri dalam mematuhi peraturan VPN. Apple tidak terlalu dalam mengarungi dunia politik, setidaknya tidak secara langsung, karena takut menimbulkan masalah. Jika kita kecewa dengan Apple, kita harus kecewa dengan keadaan secara keseluruhan.

Lalu ada fakta bahwa situasinya di sini sangat berbeda dari yang ditemukan Apple di kasus San Bernardino. Dalam contoh itu, FBI telah menggunakan hukum misterius untuk secara esensial memaksa perusahaan tersebut untuk menulis ulang sistem iOS agar dapat di susupi. Jika dipatuhi, Apple bertanggung jawab untuk menambal lubang keamanan di lebih dari satu miliar perangkat pelanggannya. Hal tersebut akan membuat ratusan juta orang datanya di intip, hacks dan di tipu pemerintah yang tidak beralasan.


Apa artinya semua ini?

Dalam jangka pendek, tidak banyak, karena China menggunakan Great Firewall bukan untuk ditertawakan. Bagi mereka yang menggunakan VPN untuk mengakses internet di iPhone dan iPad mereka, bagaimanapun, perlu menemukan platform alternatif. Mungkin orang yang mempertimbangkan untuk beralih dari PC atau Mac ke iPad Pro mungkin akan berpikir dua kali. Ada juga pertanyaan yang masih tersisa mengenai seberapa banyak Apple bisa, atau seharusnya, lakukan untuk memerangi kebijakan China.

Tim Cook mengatakan Apple akan mematuhi hukum dimana mereka berbisinis, termasuk di AS jika undang-undang diubah. Tapi dia menambahkan bahwa perusahaannya tetap "terlibat dengan pemerintah, bahkan ketika kita tidak setuju." Namun, sulit untuk melihat bagaimana pertentangan Apple yang ingin internet terbuka dan pemerintah yang bertekad membatasi jangkauan teknologi. Apalagi Rusia berencana untuk melarang penggunaan VPN, bisa dipastikan pertempuran Apple akan semakin sengit kedepannya.
puticiro
puticiro

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

No comments:

Post a Comment