Meskipun didenda $2,74 miliar atau sekitar 364,99 miliar rupiah oleh Komisi Eropa, Alphabet masih berhasil melaporkan pertumbuhan pendapatan dua digit dalam kuartal terakhir ini.
Baru sekitar sebulan yang lalu, Komisi Eropa memutuskan untuk mendenda Google sebesar €2,42 miliar atau sekitar $2,74 miliar karena melanggar peraturan anti monopoli UE. Seperti yang diperkirakan, pendapatan operasional Alphabet tertekan oleh denda yang besar ini, namun keseluruhan pendapatan perusahaan dari kuartal terakhir benar-benar mengalahkan ekspektasi analis pasar, mempercepat pertumbuhannya.
Perusahaan induk Google ini baru saja menerbitkan pendapatan kuartal kedua dan melaporkan pendapatan sebesar $26,01 miliar atau sekitar 346,294 triliun rupiah. Tidak mengherankan, bisnis yang berpusat pada iklan Alphabet - yaitu Google, Android, dan YouTube - masih merupakan kekuatan pendorong di balik pertumbuhan pendapatan dua digit perusahaan, menyumbang sekitar $22,7 miliar dari keseluruhan $26,01 miliar meskipun penjualan perangkat keras dari smartphone Pixel juga Google Home pastinya telah memberi kontribusi.
Karena denda besar bulan lalu, pendapatan usaha Alphabet turun kuartal ini dibandingkan kuartal sebelumnya. Tanpa itu, akan menghasilkan keuntungan 6,8 miliar dolar, bahkan setelah memecahkan rekor denda $2,74 miliar, Alphabet masih mampu melaporkan pendapatan operasional sebesar $4,1 miliar.
Ke depannya, kemungkinan Alphabet akan terus mengandalkan iklan sebagai sumber pertumbuhan yang penting dan berusaha memperluas usaha perangkat kerasnya. Google, khususnya, akan menjadi garda terdepan, dengan CEO Sundar Pichai sekarang berada di dewan direksi Alphabet. Peran raksasa pencarian dan peran Pichai akan menjadi lebih spesifik, dan pastinya akan lebih penting. Alphabet tidak diragukan lagi memiliki harapan tinggi akan ambisi perangkat keras Google dan kepemimpinan Pichai. Smartphone Pixel 2 yang sebentar lagi dirilis akan menjadi ujian serius bagi Pichai dan Google.
Posts
No comments:
Post a Comment